Tuesday, October 2, 2012

Unappreciated You

Akhir-akhir ini gue bingung. Sama alam semesta, hati, dan pikiran gue. Akhir-akhir ini, gue lagi agak kacau. Kadang gue bangun, pergi ke sekolah, dan kadang masih menganggap bahwa semua itu mimpi. Gue masih agak shock harus menerima kenyataan bahwa tahun ke 2 gue di masa-masa Putih Biru Tua sudah usai, so gue harus lanjut ke tahun ke 3. Dan, gue harus terima kalo masa-masa OSN udah abis.

Sekarang ini, gue udah memasuki tengah semester 5. Udah 3 bulan lebih berarti. Dan berarti masa-masa OSN udah abis sejak 3 bulan yang lalu. Tapi gue masih belum bisa beradaptasi penuh sama kelas gue. Dan sama semuanya. Time flies, dan gue gak nyangka secepet itu. 

Gue masih kangen banget kelas 8. Disitu gue cepet banget buat beradaptasi. Dan yang gue sadar, masa-masa kelas 8 itu adalah masa yang paling menyenangkan. Gaada kelas yang senyaman 8i menurut gue. Yah, gue gak bisa bilang juga kalo kelas gue yang sekarang ini gak enak. Kelas gue sekarang ini enak. Tapi menurut gue masih enakan Indexclavora aka 8i:(

Kadang gue suka flashback tentang semua yang ada di 8i. Gue sadar, tempat itu gak cuma kelas tempat belajar. Itu bisa dibilang tempat gue tumbuh. Disana, gue jadi tau arti solidaritas yang sesungguhnya. Gue tau arti "teman" sesungguhnya. Gue tau gimana cara menghargai orang dan mana yang memang pantes gue hargai. Gue jadi tau, hidup itu apa. Yang jelas, gue bisa tau, seberapa jauh gue melangkah. Kalo aja dulu kelas gue bukan 8i, gue gatau sekarang gue gimana.


Selain atmosfer 8i yang sangat gue sukai, gue juga sangat senang bahkan kangen berada di lingkungan OSN. Temen-temen OSN gue, yang anak DKI tentunya, mayoritas berasal dari sekolah-sekolah keren. Bisa dibilang yaah anak-anaknya dari lingkungan menengah ke atas. Yup, temen-temen se kontingen gue ini isinya anak IPEKA, Penabur, Kanisius, Labschool Kebayoran, Labschool Rawamangun, Al-Azhar, dan sederet sekolah swasta lainnya. Yang negri?mayoritas dari sekolah-sekolah RSBI such as SMPN 49, SMPN 19, dan lain-lain. Yang jelas RSBI. Hanya sedikit anak yang dari sekolah biasa. Sekolah SSN. Yah yang jelas gue hanya bisa bilang, mayoritas dari kami adalah anak-anak menengah ke atas.

Walaupun begitu, mereka gak sesombong yang gue pikirkan. Yup, terkadang pikiran lo bisa lebih 'jahat' daripada realita. Mereka ternyata seterbuka gue. Mereka easy-going. Gak pilih-pilih temen antara  chinese ataupun orang Indonesia asli, kita semua temen. Kita sahabat. Disitu, kita terkadang suka membuka 'kartu' siapa kita di sekolah. Yang kadang berbalik banget dengan apa yang kita pikirkan. Contoh: jadi ada anak Biologi, yang gue pikir tajir (karena dia sekolah di sekolah ternama yang SPP nya jutaan), belagak, pinter, gaul setengah mati, dan eksis di sekolahnya. Lo tau? Ketika dia bercerita tentang dia di sekolah, gue shock. Dia bilang dia itu geek, kalo istirahat mainnya di perpus, dia gak setajir teman-temannya. Gue kaget. Walaupun begitu, dia tetap teman gue. Dan selalu jadi teman gue. So, di OSN ini gue diajarkan untuk menghargai teman, dan menghargai diri teman kita, tanpa peduli siapa dia. Gapeduli apa bedanya, kita teman.

Yang gue rasakan, lingkungan OSN lebih baik daripada lingkungan sekolah gue sekarang. Bukan berarti lingkungan sekolah gue buruk banget. Nggak. Keduanya baik. Cuma gue lebih senang berada di lingkungan OSN. Setelah 3 bulan berlalu, gue masih kangen banget. Gue akhir-akhir ini agak gak srek aja sama lingkungan kelas gue. Ada beberapa anak, yang bisa dibilang gue gak bisa menghargai dia. Maaf, bukannya gue sombong karena gue gabisa menghargai dia. Banyak yang bilang, "kalo lo mau dihargai orang, hargai juga orang lain." Ada juga beberapa yang bilang, "kalo lo mau dihargai orang lain, hargai dulu diri lo sendiri." 

Oke, yang kedua itu emang terdengar agak aneh. Agak freak. Tapi gue setuju banget sama kalimat itu. Kalimat itu bisa mewakili alasan gue kenapa gue gabisa menghargai temen gue. Gimana caranya gue mau hargai dia, kalo dia aja gabisa menghargai dirinya sendiri? Menghalalkan banyak cara yang gak etis untuk bisa dapet nilai bagus pas ulangan. Menurut gue sebenernya dia pinter, tapi dia terlalu takut untuk menghadapi sesuatu yang susah. Nah, dari segi itu aja, bisa dilihat bahwa dia gak menghargai apa yang telah dia pelajari karena takut susah atau gamau bersusah-susah untuk mencapai kebahagiaan, dengan bukti bahwa dia nyari bocoran atau contekan. Menurut gue, dengan lo mencari bocoran ulangan, lo gak menghargai diri lo. Karena, untuk maju, lo harus merasakan berat&susahnya rintangan. Sedangkan untuk melalui itu, lo harus berusaha dengan semua kekuatan&apa yang lo punya. Menurut gue sih itu lo sudah menghargai kemampuan lo. Menghargai apa yang lo punya. Sedangkan kalo lo mencari bocoran atau contekan, lo sama aja kayak mencurangi rintangan itu. Lo mencurangi kemampuan lo. Lo gak menghargai kemampuan yang lo punya. Kalo lo aja begitu sama diri lo, gimana gue bisa menghargai lo?

Alasan gue kenapa gue gak menghargai dia juga dicantumkan pada quote pertama. "kalo lo mau dihargai orang, hargai juga orang lain." Menurut gue, dia suka semena-mena sama orang lain. Yang gue gak suka sih kadang gue ngomong ke dia baik-baik tapi dia jawab ke gue bentak-bentak atau teriak-teriak. Rasanya tuh gue pengen banget bilang ke dia "WHAT DO YOU WANT?!" Kalo gue bentak, paling salah. Gue baikin, dia malah kayak gini. Yaudah. Dan, dia begitu tuh gacuma sekali, tapi sering. Ya memang sih kadang dia memberikan tanggapan yang baik tapi....cara dia memberikan tanggapan itu yang salah. Pernah juga, dia ngerjain sesuatu. Cukup sepele sih. Tapi karena ribet, eh akhirnya dia menyerahkan itu ke gue dengan asal lepas tangan aja. Dia dengan santai nya bilang, "nih lo aja nih yang cariin." Tanpa sepotong kata pada kalimat itu. Pernah juga dia menolak permintaan tolong gue dengan cara yang menurut gue gak sopan, yaitu hanya ngeliatin gue, mengabaikan gue, dan berlalu. WHAT?! Emang enak apa digituin?! Gila. Ya terkadang sih gue melihat mereka seperti minta dihargai oleh temennya ataupun gue, tapi woy, apakah dia sudah cukup menghargai gue gitu? Dia minta tolong ke gue, dengan cara yang agak memaksa dan jatohnya malah ngerepotin gue. Ngerepotin yang gue maksud ini adalah dia yang minta tolong, tapi dia gak mau berkorban. Coba, mana ada tuh sistem "lo yang butuh, gue yang repot" ? Yang kayak gini tuh harusnya lo sebut apa? Jujur aja, gue gasuka punya temen yang gak menghargai orang. 

Mungkin di artikel ini lo membaca gue sedikit aneh, ngawur, ngaco, sok tau, gak jelas, ngalor ngidul, bahkan terkesan sok menggurui ataupun sok terlihat suci. Ya gue hanya menyalurkan pendapat gue dan sedikit sharing tentang what's going on around me. Postingan ini juga bukan sepenuhnya buat nyindir. Tapi ya buat kita inget-inget aja lagi. Terserah lo mau bilang atau menilai gue apa setelah membaca postingan ini. Tapi ya sekedar buat lo tau aja. Ini pendapat gue dan semua ada hidup berdekatan dengan gue. 

No comments:

Post a Comment